Kalurahan GIRISEKAR

Pariwisata Girisekar

            Desa Girisekar yang terletak di Kecamatan Panggang, Gunungkidul, menyimpan berbagai kekayaan yang dapat dijadikan objek pariwisata. Salah satu tempat pariwisata di Girisekar adalah Telaga Towet. Wilayah Telaga Towet meliputi dua padukuhan di Desa Girisekar yaitu Padukuhan Blimbing dan Mendak. Telaga Towet menyajikan panorama alam yang indah, perpaduan antara telaga dengan pepohonan yang rimbun di sekelilingnya. Selain menikamti panorama alam, pengunjung telaga juga bebas untuk memancing ikan lele maupun nila. Pemerintah desa rutin melakukan pembibitan ikan setiap satu tahun sekali. Kondisi telaga yang cukup dalam membuat Telaga Towet tidak pernah kekeringan di musim kemarau.

            Tempat pariwisata lain selain Telaga Towet adalah Kembang Lampir. Kembang Lampir merupakan tempat yang dulunya digunakan oleh Ki Ageng Pemanahan sebagai tempat pertapaan. Nama Kembang Lampir berasal dari cerita saat Ki Ageng Pemanahan ditanya oleh Sunan Kalijaga untuk menyebutkan nama benda yang berada di atas pohon dan dijawab “Kembang Semampir” yang sebenarnya adalah sebuah tasbih yang disampirkan di atas pohon. Pengunjung Kembang Lampir dapat naik ke lokasi pertapaan pada hari Senin jam 08.00 – 16.00 WIB dan hari Kamis jam 07.00 – 17.00 WIB. Pengunjung yang datang tidak diperkenankan memakai baju berwarna ungu terong atau hijau lumut.          

            Desa Girisekar sebagai desa budaya juga menyediakan wisata budaya selain tempat-tempat pariwisata. Salah satu objek wisata budaya religius yang terkenal dari Desa Girisekar dan telah meraih penghargaan anugerah budaya di tahun 2011 adalah Upacara Adat Cupu Panjala. Upacara Adat Cupu Panjala merupakan upacara pembukaan cupu yang berupa tiga buah guci kecil. Guci paling besar dinamakan Semar Kinandhu, guci yang berukuran sedang dinamakan Palang Kinantang, dan guci paling kecil dinamakan Kenthi Wiri. Upacara ini dilaksanakan satu kali dalam setahun diantara bulan September, Oktober, atau November pada hari Senin Wage malam Selasa Kliwon di Dusun Mendak. Satu bulan sebelum upacara pembukaan cupu, tepatnya pada hari Jum’at Pahing, biasanya dilakukan sedekah laut. Pengunjung/peziarah yang datang pada upacara pembukaan cupu setiap tahunnya mencapai ribuan orang dan berasal dari berbagai daerah. Selama upacara, ada pantangan bagi pengunjung wanita dan anak yang belum disunat untuk tidak memegang cupu. Pengunjung yang hadir juga diharuskan makan bersama-sama dengan satu piring untuk dua orang. Pada zaman dahulu, cupu dibuka sebagai pertanda waktu bagi petani. Seiring berjalannya waktu, pembukaan cupu dapat digunakan sebagai pertanda zaman, pemerintahan, perdagangan, politik, dan lain-lain.

Desa Budaya Girisekar

Secara geografis Desa Girisekar berada pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut, dengan luas 2115 hektar, dengan kondisi alam yang berbatu padas. Masyarakat Desa Girisekar adalah masyarakat Desa yang beragama, berbudaya, kreatif dalam memajukan perekonomian dan menjunjung tinggi rasa. Desa Girisekar masuk kedalam kategori Desa Budaya yang telah diperdeskan pada tanggal 10 mei 2014.

Adapun daftar kebudayaan yang berada di Desa Girisekar adalah :

Berikut pendataan potensi budaya desa girisekar : 

DATA POTENSI BUDAYA

DESA GIRISEKAR

PENDATAAN POTENSI SENIMAN/ PELAKU SENI / BUDAYAWAN

DESA GIRISEKAR

PENDATAAN POTENSI SARANA DAN PRASARANA BUDAYA

DESA GIRISEKAR

DATA AGENDA/EVENT BUDAYA

DESA  BUDAYA GIRISEKAR